Testimoni
Bismillah..
A Testimony of Al Bayan for Moslems
Method
I hear the name Pesantren Tahfidz Nurul-Qur'an from someone
whose the daughter wants to memorize Al Quran. She said that “my daughter is
not eligible to recite Al Quran in Pesantren Tahfidz Nurul-Qur'an because she doesn’t memorize 3 chapters
of Al Qur’an yet”. I was
curious about the name Daqu. I browse about Pesantren Tahfidz Nurul-Qur'an on the internet, and the next
morning I went to Daqu to search for information aboutPesantren Tahfidz Nurul-Qur'an activity.
In December 21, 2013, I started to recite Al Quran in Pesantren Tahfidz Nurul-Qur'an . I was somewhat surprised by the system anyway, because it only allowed
muroja'ah ¼ juz (chapter in Al Quran). In fact, usually I have to muroja'ah at
least ½ juz. At that time I wonder when I will finish murojaah all chapters
that I have memorized. But gradually I got used to the way it was. Moreover, there, I’m required to recite slowly and
Tartil, so my hasty and fast style in reciting Al Quran now turned into a bit
slow and quite Tartil. The system was also changed my
perception of reciting Al Quran quickly in order to be able to read all chapters
I have already memorized every day to be “reciting few chapters but tartil”. In
addition, there I’m taught a method namely Al Bayan lil Muslimin (Al
Bayan for Moslems). That is the method of learning how to use Al Qur’an .
Qur'an bayan Rosm Utsmaniy has slightly different with the Qur'an in
general, where there are differences in the shape of tanwin to distinguish
between idzhar and ikhfa '. There is also the use of flat fathah (not the long
one) on the lam jalalah, and so forth. According to ustadz Muslimin, the founder
of the method, “the method is taught not only for you yourself but also to be
taught to others.” That is, anyone who wants to learn the method does not have
to go to Daqu, but can be learn from me.
There
are 5 handbooks to learn the method, starting from the first book namely “I'dad”
that introduces hijaiyah, then “juz 1” that introduce hijaiyah that are already
connected to each other along with an explanation of how the shape changes
shape in the beginning, in the middle and at the back. “Juz 2” discusses about a
fat-ha
that is present on the letter before a silent alif or a dammah that is present on the letter before a
silent waaw
and etc (introducing Al-Madd Al-tabee‘ee, mad,
alif lam, and tasydid). Chapters 3 started learning to read verses long and
introduction to fawatihussuwar. The last book, chapters 4 and 5 study the
theories of recitation and makhroj (pronunciation). This last book is different
with the previous chapters. If the previous chapters only learning to recite without
knowing the name, in this chapter, the readers are told the name of the
recitation.The
method makes me understand how to use rosm Ottoman Manuscripts / Qur'an bayan.
Until now, I am still active reciting Qur’an there and hopefully I can be istiqomah
to do it. Amien..,
Aku mengenal Pesantren Tahfidz Nurul-Qur'an Malang
dari seseorang
yang putrinya ingin menghafal Al Quran tapi masih belum diperbolehkan untuk
menyetorkan hafalannya ke Pon-Pes Al-Qur’an karena hafalannya belum mencapai 3 juz. Sejak
itu aku penasaran dengan yang namanya Pesantren Tahfidz Nurul-Qur'an Malang. Aku mencoba mencari tahu tentang Pesantren Tahfidz Nurul-Qur'an Malang dari internet, kemudian esok paginya aku langsung menuju kantor nya di jln njoyo agung atas sebelum vila bukit tidar untuk bertanya lebih lanjut tentang
kegiatan-kegiatannya.
Tanggal 21 Desember 2013, aku
mulai setor kesitu. Awalnya aku agak kaget dengan sistemnya sih, karena hanya
diperbolehkan muroja’ah ¼ juz saja. Padahal, sebelum-sebelumnya, aku harus
muroja’ah minimal ½ juz. Saat itu aku
berfikir kapan khatamnya kalau setiap hari hanya mengaji ¼ juz? Tapi lama
kelamaan aku mulai terbiasa dengan cara itu. Apalagi disitu dituntut untuk
mengaji pelan dan tartil, sehingga gaya mengajiku yang terburu-buru dan cepat
itu kini berubah menjadi sedikit pelan dan lumayan tartil. Sistem itu juga
mengubah persepsiku dari mengaji cepat agar semua hafalanku bisa terbaca semua
setiap hari menjadi “sedikit-sedikit yang penting lancar semuanya.” Selain itu,
disitu juga diajarkan metode al bayan lil muslimin, yaitu suatu metode yang
mempelajari bagaimana menggunakan Al Qur’an bayan.
Al Qur’an Rosm Utsmaniy memang sedikit
berbeda dengan Al Qur’an pada umumnya, dimana ada perbedaan bentuk tanwin yang
menggambarkan idzhar dan ikhfa’, lalu ada pula penggunaan fathah datar (bukan
harokat panjang) pada lam jalalah, dan lain sebagainya. Menurut ustadz Ahmad Muslimin, pencetus metode tersebut, metode itu diajarkan tidak hanya untuk
menjadi bekal bagi diri sendiri tetapi boleh juga untuk diajarkan kepada orang
lain. Maksudnya, siapa saja yang mau belajar metode itu tidak harus pergi ke Pesantren Tahfidz Nurul-Qur'an Malang, tetapi bisa langsung lewat saya.
Ada 5 buku pedoman untuk
mempelajari metode itu. mulai dari tahapan I’dad yaitu pengenalan terhadap
huruf hijaiyah yang belum disambung, kemudian juz 1 yaitu pengenalan huruf
hijaiyah yang sudah disambung satu sama lain beserta penjelasan perubahan
bentuknya bagaimana ketika di awal, di tengah dan di belakang. Kemudian juz 2
mempelajari tentang bagaimana jika ada huruf yang di dlummah bertemu dengan
wawu sukun, dlsbg (pengenalan mad thobi’i, alif lam, dan tasydid). Kemudian juz
3 sudah mulai belajar membaca Ayat ayat yang panjang dan pengenalan terhadap
fawatihussuwar. Buku yang terakhir, juz 4&5 mempelajari teori-teori tajwid
dan makhorijul huruf. Perbedaannya dengan juz-juz yang sebelumnya, jika pada juz-juz
yang sebelumnya hanya diarahkan untuk membaca begini ketika ada begini, maka di
juz 4&5 ini diberitau bahwa ketika ini bertemu ini namanya adalah ini.
Metode tersebut membuat saya
memahami bagaimana menggunakan mushaf rosm utsmani / Al Qur’an bayan. Sampai
saat ini saya masih aktif mengaji disitu dan semoga saya bisa istiqomah untuk
mengaji disitu sampai khatam. Amin..,
Bismillah
Ini adalah kali pertama saya mengikuti program tahsin di Pesantren Tahfidz Nurul-Qur'an Tak disangka, saya memperoleh bimbingan dengan metode Al Bayan Lil muslimin, sebuah metode belajar membaca Al-Qur’an dengan rosm Utsmaniy. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur atas kesempatan yang Allah berikan ini. Karena selain belajar memperbaiki bacaan (makharijul huruf dan tajwid), saya mulai belajar memahami tulisan (bentuk huruf dan ejaan) mushaf Al-Qur’an yang baku. Selain itu, saya memperoleh motivasi untuk menyampaikan ilmu (mengajarkan) membaca Al-Qur’an kepada saudara yang lain. Baarokallah..
Khalifatun Nisa
Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Membaca Mushaf Al qur'an cetakan Indonesia mungkin sudah terbiasa dan mudah bagi kita, tetapi membaca mushaf Al qur'an dengan rosm ustmani bagi yang belum terbiasa akan menjadi sulit karena ada beberapa perbedaan dalam tanda baca. Alhamdulillah setelah belajar tahsin melalui metode Albayan lilmuslimin di Pesantren Tahfidz Nurul-Qur'an Malang, sedikit demi sedikit, membaca mushaf Al qur'an dengan rosm ustmani menjadi lebih mudah.
Dyah
Santri rumah tahfid Mahasiswi Malang
Testimony
Risky 28
Assalamualaikum wr,..
wb,..
Pertama saya dulu
pernah belajar mengaji quran pada usia 14 th saat itu di TPA lalu tdak belajar
lagi sekitar usia 18 th, jadi sekitar 4 th saya belajar mangaji al quran. Saya
mulai lagi saat bekerja usia 27 th, jadi sempat vakum sekitar 9 th. Saya mulai
mengawali lagi diPesantren Tahfidz Nurul-Qur'an Malang, dengan buku Metode belajar alquran Al Bayan Lil Muslimin menggunakan rosm utsmaniy, alahamdulilah
susahnya minta ampun menggerakkan bibir dan lidah sesuai dengan tajwid dan
mahrodj nya tetapi dengan kesabaran, ketelatenan, dan perulangan akhirnya bisa
dan paham tentang cara dan hukum-hukum membaca alquran yang benar.
Demikian semoga bisa
mengispirasi anda bagi yang ingin belajar lagi.
Wasalamualikum wr,..
wb,..
Mencintai itu harus mendalami. Begitu juga saat kita mengaku mencintai Al-Qur'an maka harus mendalaminya pula. Semenjak belajar Pesantren Tahfidz Nurul-Qur'an Malang saya jadi mengerti bagaimana seharusnya membaca Al-Qur'an dengan tepat. Terimakasih Ustadz. :)-----Aninda Rahma Astrina, 23 th, Malang----
Alhamdulillah Pesantren Tahfidz Nurul-Qur'an
menyediakan fasilitas belajar membaca Al-
Quran , di usia saya yang sudah dewasa seperti ini sulit rasanya mencari tempat
belajar mengaji yang nyaman dan berkualitas. Didukung dengan pengajar yang
sangat expert dibidangnya yakni Al-ustadz Ahmad Muslimin Al Hafidz S.Pd.I dan
dengan buku metode panduan yang beliau susun sendiri “Al-Bayan Lil Muslimin” membuat
kegiatan belajar semakin terarah dengan baik. Ditambah lagi dengan metode tatap
muka one by one membuat saya lebih paham untuk memperbaiki titik kelemahan
bacaan saya. Alhamdulillah sungguh Liar Biasa belajar mengaji disini.
Terimakasih Ustadz dan Pesantren Tahfidz Nurul-Qur'an . Jazakumullah Khoiron.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar