Kamis, 03 April 2014

Testimoni

Testimoni
Bismillah..
           A Testimony of Al Bayan for Moslems MethodI hear the name Pesantren Tahfidz Nurul Qur'an from someone whose the daughter wants to memorize Al Quran. She said that “my daughter is not eligible to recite Al Quran in Pesantren Tahfidz Nurul Qur'an  because she doesn’t memorize 3 chapters of Al Qur’an yet”. I was curious about the name Daqu. I browse about Pesantren Tahfidz Nurul Qur'an on the internet, and the next morning I went to Daqu to search for information about Pon-Pes Al-Qur’an Bahrul Maghfiroh  activity.
In December 21, 2013, I started to recite Al Quran in Pon-Pes Al-Qur’an Bahrul Maghfiroh . I was somewhat surprised by the system anyway, because it only allowed muroja'ah ¼ juz (chapter in Al Quran). In fact, usually I have to muroja'ah at least ½ juz. At that time I wonder when I will finish murojaah all chapters that I have memorized. But gradually I got used to the way it was. Moreover, there, I’m required to recite slowly and Tartil, so my hasty and fast style in reciting Al Quran now turned into a bit slow and quite Tartil. The system was also changed my perception of reciting Al Quran quickly in order to be able to read all chapters I have already memorized every day to be “reciting few chapters but tartil”. In addition, there I’m taught a method namely Al Bayan lil Muslimin (Al Bayan for Moslems). That is the method of learning how to use Al Qur’an .
Qur'an bayan Rosm Utsmaniy has slightly different with the Qur'an in general, where there are differences in the shape of tanwin to distinguish between idzhar and ikhfa '. There is also the use of flat fathah (not the long one) on the lam jalalah, and so forth. According to ustadz Muslimin, the founder of the method, “the method is taught not only for you yourself but also to be taught to others.” That is, anyone who wants to learn the method does not have to go to Daqu, but can be learn from me.
There are 5 handbooks to learn the method, starting from the first book namely “I'dad” that introduces hijaiyah, then “juz 1” that introduce hijaiyah that are already connected to each other along with an explanation of how the shape changes shape in the beginning, in the middle and at the back. “Juz 2” discusses about a fat-ha that is present on the letter before a silent alif or a  dammah that is present on the letter before a silent waaw and etc (introducingAl-Madd Al-tabee‘ee, mad, alif lam, and tasydid). Chapters 3 started learning to read verses long and introduction to fawatihussuwar. The last book, chapters 4 and 5 study the theories of recitation and makhroj (pronunciation). This last book is different with the previous chapters. If the previous chapters only learning to recite without knowing the name, in this chapter, the readers are told the name of the recitation.The method makes me understand how to use rosm Ottoman Manuscripts / Qur'an bayan. Until now, I am still active reciting Qur’an there and hopefully I can be istiqomah to do it. Amien..,
In December 21, 2013, I started to recite Al Quran in Pon-Pes Al-Qur’an Bahrul Maghfiroh . I was somewhat surprised by the system anyway, because it only allowed muroja'ah ¼ juz (chapter in Al Quran). In fact, usually I have to muroja'ah at least ½ juz. At that time I wonder when I will finish murojaah all chapters that I have memorized. But gradually I got used to the way it was. Moreover, there, I’m required to recite slowly and Tartil, so my hasty and fast style in reciting Al Quran now turned into a bit slow and quite Tartil. The system was also changed my perception of reciting Al Quran quickly in order to be able to read all chapters I have already memorized every day to be “reciting few chapters but tartil”. In addition, there I’m taught a method namely Al Bayan lil Muslimin (Al Bayan for Moslems). That is the method of learning how to use Al Qur’an .Qur'an bayan Rosm Utsmaniy has slightly different with the Qur'an in general, where there are differences in the shape of tanwin to distinguish between idzhar and ikhfa '. There is also the use of flat fathah (not the long one) on the lam jalalah, and so forth. According to ustadz Muslimin, the founder of the method, “the method is taught not only for you yourself but also to be taught to others.” That is, anyone who wants to learn the method does not have to go to Daqu, but can be learn from me.There are 5 handbooks to learn the method, starting from the first book namely “I'dad” that introduces hijaiyah, then “juz 1” that introduce hijaiyah that are already connected to each other along with an explanation of how the shape changes shape in the beginning, in the middle and at the back. “Juz 2” discusses about a fat-ha that is present on the letter before a silent alif or a  dammah that is present on the letter before a silent waaw and etc (introducingAl-Madd Al-tabee‘ee, mad, alif lam, and tasydid). Chapters 3 started learning to read verses long and introduction to fawatihussuwar. The last book, chapters 4 and 5 study the theories of recitation and makhroj (pronunciation). This last book is different with the previous chapters. If the previous chapters only learning to recite without knowing the name, in this chapter, the readers are told the name of the recitation.The method makes me understand how to use rosm Ottoman Manuscripts / Qur'an bayan. Until now, I am still active reciting Qur’an there and hopefully I can be istiqomah to do it. Amien..,

                    Testimoni tentang metode Al Bayan lil Muslimin
Aku mengenal Pesantren Tahfidz Nurul Qur'an Malang dari seseorang yang putrinya ingin menghafal Al Quran tapi masih belum diperbolehkan untuk menyetorkan hafalannya ke  Pon-Pes Al-Qur’an  karena hafalannya belum mencapai 3 juz. Sejak itu aku penasaran dengan yang namanya  Pesantren Tahfidz Nurul Qur'anMalang. Aku mencoba mencari tahu tentang  Pesantren Tahfidz Nurul Qur'anMalang dari internet, kemudian esok paginya aku langsung menuju kantor nya di jln njoyo agung atas sebelum vila bukit tidar untuk bertanya lebih lanjut tentang kegiatan-kegiatannya.Tanggal 21 Desember 2013, aku mulai setor kesitu. Awalnya aku agak kaget dengan sistemnya sih, karena hanya diperbolehkan muroja’ah ¼ juz saja. Padahal, sebelum-sebelumnya, aku harus muroja’ah minimal  ½ juz. Saat itu aku berfikir kapan khatamnya kalau setiap hari hanya mengaji ¼ juz? Tapi lama kelamaan aku mulai terbiasa dengan cara itu. Apalagi disitu dituntut untuk mengaji pelan dan tartil, sehingga gaya mengajiku yang terburu-buru dan cepat itu kini berubah menjadi sedikit pelan dan lumayan tartil. Sistem itu juga mengubah persepsiku dari mengaji cepat agar semua hafalanku bisa terbaca semua setiap hari menjadi “sedikit-sedikit yang penting lancar semuanya.” Selain itu, disitu juga diajarkan metode al bayan lil muslimin, yaitu suatu metode yang mempelajari bagaimana menggunakan Al Qur’an bayan.Al Qur’an Rosm Utsmaniy memang sedikit berbeda dengan Al Qur’an pada umumnya, dimana ada perbedaan bentuk tanwin yang menggambarkan idzhar dan ikhfa’, lalu ada pula penggunaan fathah datar (bukan harokat panjang) pada lam jalalah, dan lain sebagainya. Menurut ustadz Muslimin, pencetus metode tersebut, metode itu diajarkan tidak hanya untuk menjadi bekal bagi diri sendiri tetapi boleh juga untuk diajarkan kepada orang lain. Maksudnya, siapa saja yang mau belajar metode itu tidak harus pergi ke  di Pon-Pes Al-Qur’an Bahrul Maghfiroh Malang, tetapi bisa langsung lewat saya.Ada 5 buku pedoman untuk mempelajari metode itu. mulai dari tahapan I’dad yaitu pengenalan terhadap huruf hijaiyah yang belum disambung, kemudian juz 1 yaitu pengenalan huruf hijaiyah yang sudah disambung satu sama lain beserta penjelasan perubahan bentuknya bagaimana ketika di awal, di tengah dan di belakang. Kemudian juz 2 mempelajari tentang bagaimana jika ada huruf yang di dlummah bertemu dengan wawu sukun, dlsbg (pengenalan mad thobi’i, alif lam, dan tasydid). Kemudian juz 3 sudah mulai belajar membaca Ayat ayat yang panjang dan pengenalan terhadap fawatihussuwar. Buku yang terakhir, juz 4&5 mempelajari teori-teori tajwid dan makhorijul huruf. Perbedaannya dengan juz-juz yang sebelumnya, jika pada juz-juz yang sebelumnya hanya diarahkan untuk membaca begini ketika ada begini, maka di juz 4&5 ini diberitau bahwa ketika ini bertemu ini namanya adalah ini.Metode tersebut membuat saya memahami bagaimana menggunakan mushaf rosm utsmani / Al Qur’an bayan. Sampai saat ini saya masih aktif mengaji disitu dan semoga saya bisa istiqomah untuk mengaji disitu sampai khatam. Amin..,

-----Aninda Rahma Astrina, 23 th, Malang----

Alhamdulillah di Pesantren Tahfidz Nurul Qur'an Malang menyediakan fasilitas belajar membaca Al- Quran , di usia saya yang sudah dewasa seperti ini sulit rasanya mencari tempat belajar mengaji yang nyaman dan berkualitas. Didukung dengan pengajar yang sangat expert dibidangnya yakni Al-ustadz Ahmad Muslimin Al Hafidz S.Pd.I dan dengan buku metode panduan yang beliau susun sendiri “Al-Bayan Lil Muslimin” membuat kegiatan belajar semakin terarah dengan baik. Ditambah lagi dengan metode tatap muka one by one membuat saya lebih paham untuk memperbaiki titik kelemahan bacaan saya. Alhamdulillah sungguh Liar Biasa belajar mengaji disini. Terimakasih Ustadz dan Pon-Pes Al-Qur’an . Jazakumullah Khoiron.