Senin, 14 Mei 2012

MELATIH ANAK SEJAK DINI




“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
[QS .AL ahzab: 21]

Di zaman yang serba modern ini,tak banyak orang tua yang benar-benar mendidik anak-anak dengan penuh kasih saying dan menjauhkan mereka dari hal-hal yang sia-sia.memulainya dengan pendidikan agama,mengingat bahwa pondasi dasar agama supaya masuk dalam kehidupan anak sejak dini sehingga setelah dewasa nanti anak tersebut bisa menjadikan suatu kebiasaan dalam diri mereka.sholat,puasa,mengaji misalnya,jika kita sebagai orang tua terus menerus tanpa merasa lelah  mengingatkan da memberi contoh secara langsung [praktek], dalam pribahasa arab mengatakan:
لسان الحال افصح من لسان المقال
“ Praktek perbuatan itu lebih menunjukkan dari pada ucapan “
dan niscaya kelak dewasanya hal itu akan menjadi suatu kebiasaan tanpa harus menyuruhnya.
Sayangnya,kita bahkan melakukan sesuatu yang buruk pada anak-anak kita,bahkan kita sendiri yang menyenangi dan membanggakan adat dan kebiasaan yang buruk tersebut,seperti halnya tetap menonton TV di waktu-waktu masuk sholat,membiarkan anak-anak kita berlama-lama bermain dengan alat-alat modern dan canggih seperti internet yang lagi di gandrungi para remaja,bahkan anak-anak usia dini,karena mungkin banyak yang beranggapan jika tanpa alat itu akan terlihat ketinggalan zaman.Dan akhirnya kita sebagai orang tua akan menghibur diri dengan kata-kata “ Nantinya jika dewasa ia juga akan menjadi anak yang baik,pandai,dan taat agama,tapi karena keburukanlah yang selalu kita tanamkan sejak kecil maka ketika ia dewasa yang tertamanlah yang akan menjadi kebiasaannya,karena hanya orang yang menanam benih padilah yang akan mengetam padi ,dan tidaklah mungkin jika kita menanam rumput akan tumbuh menjadi batang padi, maka mustahillah kita mengharap anak kita tumbuh menjadi anak yang baik sedangkan kita selalu mengabaikan amalan-amalan agama yang benar dan tanpa membiasakan pendidikan agama sejak dini.
Sebagaimana hadits nabi yang berbunyi :
Artinya: setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah [suci],kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut yahudi,nasoro,atau majusi.
Diriwayatkan menurut jumhur ulama’  “sayyid hasan ra” adalah cucu Rosululloh SAW yang lahir pada bulan romadhon tahun ke 3 hijriyah,dan ketika Rosul wafat beliau masih berusia 7 tahun,namun di usia yang  begitu belia,beliau  telah mampu meriwayatkan beberapa hadits  nabi  Muhamad SAW,yang  belum mampu di lakukan anak seusianya. Abul haura’rah ra. Pernah bertanya pada sayyid Hasan ra,”apakah ada sesuatu yang kau ingat dari Rosul?”jawabnya,ya ada. Suatu ketika saya berjalan-jalan bersama rosul SAW,dan saya melihat setumpuk kurma dari orang-orang yang bersedekah,dan saya mengambilnya kemudian memakannya,dan ketika kurma masih berada di mulut saya,beliau bersabda “kah-kah” sambil mengeluarkan kurma tadi dari mulut saya dan beliau bersabda  “ kita tidak boleh makan hasil dari sedekah “. Begitu juga cucu rosululloh sayyid Husain yang berusia 6 tahun ketika nabi wafat,telah mampu mengingat  apa yang pernah di riwayatkan rosul SAW dan beliau tergolong ahli hadits serta termasuk salah seorang di antara para imam yang telah meriwayatkan delapan hadits rosul SAW ,beliau mengatakan “aku pernah mendengar rosul bersabda “ jika umatku mengendarai perahu ,maka hendaklah ia membaca :
بسم الله مجريها و مرسها ان ربى لغفور رحيم < هود : 41 >
Yang artinya: “Dengan menyebut nama Alloh pada waktu berlayar dan berlabuhnya.Sesungguhnya Tuhanku benar-benar  Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [hud :41], maka ia selamat dan tidak akan tenggelam.”
Apakah yang dapat di lakukan oleh anak seusia 6 dan 7 tahun ? Pada usia semuda itu ternyata sayyid Hasan ra dan sayyid Husain ra,telah mapu mengingat sejumlah hadits sekaligus meriwayatkannya.Ini menunjukkan kemampuan yang sempurna dan semangat yang luar biasa,tetapi saying kita sekarang justru tidak mengajari pengetahuan sedikitpun kepada anak-anak kita yang sudah berumur 7 tahun.
Masa anak-anak adalah masa keemasan dalam  mengingat,maka hendaknya kita tidak menceritakan hal-hal yang  bohong dan penuh kesia-siaan yang akan tertanam dalam otak dan merusak  hati mereka,jika cerita yang menakutkan tentang jin atau berhala diganti dengan cerita-cerita yang menjadikan takut pada Alloh atas murka dan siksaNya,serta menanamkan akan keagungan dan kehebatan Alloh SWT,maka hal itu akan lebih bermanfaat bagi mereka di dunia dan di akhirat. Apalagi jika masa-masa keemasan itu kita latih untuk menghafal Al-qur’an,karena sekalipun di masa ini bukanlah sesuatu yang mudah,namun hasilnya adalah tidak pernah lupa dan ragu dalam membaca ayat-ayat musytabihat dalam Al-qur’an,sebagai mana syair mengatakan “belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu,belajar di waktu tua bagai mengukir di atas air”.
WALLOHU A’LAM BISSHOWAB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar